TENTANG DIA
Dia
adalah sahabatku, saya berteman dengannya dari tahun 2003, yang artinya sudah 9
tahun saya mengenalnya. Awalnya kita sekelas waktu kelas 1 SMA, dan kelas 2 pun
ternyata sekelas juga, oh mungkin kebetulan, tapi ternyata kelas 3 pun kita masih
sekelas juga, masa iya kebetulan untuk yang ke-tiga kalinya? Saya berfikir
mungkin ini sudah jalannya, Allah mentakdirkan kita untuk sekelas terus 3 tahun
berturut-turut, dan saya pun semakin akrab dengannya, bahkan saya sering duduk
sebangku dengannya.
Sekian
lama saya berteman dengannya, saya mulai mengaguminya dan diam-diam saya
menyukainya, tapi saya tau dia sudah punya pacar, bahkan dia juga terkadang
cerita tentang pacarnya itu, saya pun hanya bisa tersenyum dan memberi dia
masukan, walaupun sebenernya dalam hati agak sakit juga sih, hehe..
Cerita
ini pun berlanjut sampai suatu hari ketika tanggal 25 November 2005, waktu itu
dia ulang tahun yang ke-17, saya pun memberi dia kejutan dengan mendekorasi
kelas dengan memberikan hiasan dinding dan balon-balon gitulah, khas anak Abg,
hehe.. walaupun sederhana, tapi saya berjuang mempersiapkan itu sepulang
sekolah sehari sebelumnya, sehingga saya pun ada di kelas sampai sore hari,
walaupun hanya surprise kecil-kecilan saja, tapi saya puas, karena ini pertama
kali nya saya melakukan hal ini untuk seorang teman yang sebenernya saya sukai,
hehe.. dan menempelkan wallpaper di dinding kelas yang bertuliskan “happy
birthday” dan alhamdulillah dia pun
nampaknya senang, yess..berhasil, hihi..
Mendekati
kelulusan sekolah, saya mulai sedih, karena saya akan melanjutkan kuliah di
bandung, dan tidak akan bertemu dia lagi. Saya sangat ingat sekali betapa
sedihnya saya waktu itu, karena saya menuliskannya di buku diary, dan ketika
saya baca diary itu sekarang, saya heran, karena ternyata saya bisa menuliskan
kata-kata yang bagus, yang sangat dalam dan kelihatan tulus sekali, itu
menunjukan betapa saya sangat mencintainya waktu itu, tetapi saya hanya bisa
memendamnya dalam hati. Saya takut kehilangan dia, saya takut dia lupa sama
saya, saya takut persahabatan saya dengannya yang sudah lama kita bina bisa
terhapus begitu saja karena jarak yang memisahkan. Beberapa hari sebelum saya
meninggalkan surabaya, saya sering sholat tahajud dan mendoakannya agar dia
baik-baik saja dan tidak akan melupakan saya.
Setelah
lulus sekolah, saya memulai kehidupan baru dan berkuliah di bandung. Awalnya,
saya memang sering teringat kepada dia, tetapi lama-kelamaan, saya sudah mulai
terbiasa, bahkan saya sudah tidak pernah mengingat dia lagi. Tahun demi tahun
telah saya lalui tanpa dia, dan saya baik-baik saja. Walaupun kita masih tetap
keep contact, tapi saya tidak terlalu menganggapnya berarti, karena di
kehidupanku yang sekarang telah banyak hati yang datang dan pergi.
Dia
sibuk dengan kuliahnya, begitupun saya sibuk dengan kuliah saya, kita sama-sama
disibukan dengan aktifitas masing-masing. Tapi walaupun begitu, kita masih
sempatkan waktu untuk sekedar telepon dan tanya kabar, bahkan akhirnya saya pun
berani untuk jujur bilang sm dia bahwa dulu sewaktu sekolah saya mencintai dia
tapi saya hanya memendam nya dalam hati, sampai perasaan itu kini sudah hilang
dengan sendirinya. Lalu dia pun bilang, bahwa sebenernya dari dulu dia sudah
tau itu, saya pun kaget, masa dia sudah tau, tapi dia tidak bilang apa-apa sama
saya. Apa dulu dia tidak suka sm saya?? Tapi jawaban dia adalah karena dia tau
bahwa saya akan melanjutkan kuliah ke bandung dan tidak mungkin menjalin
hubungan dengan jarak jauh, jadi dari pada tersiksa, mending kita tetap
bersahabat saja. Bener juga sih, ngapain juga pacaran tp gak pernah ketemu.
Singkat
cerita, akhirnya dia pun sudah lulus kuliah, dan dia berencana ke bandung,
betapa senangnya saya, bagaimana tidak, saya gak pernah bertemu dengannya sudah
hampir 5 tahun. Dan akhirnya, pada tanggal 13september 2011, kita bertemu
kembali setelah sekian lama kita tidak bertemu, yaAllah saya senang sekali,
akhirnya saya bertemu dengan sahabat baik saya, dengan orang yang dulu begitu
saya cintai. Dia berada di bandung 3 hari, 13-15 september, saya mengajak dia
ke kawah putih, trans studio, ciwalk, dll. Saya begitu senang bisa menghabiskan
hari-hari dengannya, walaupun singkat, tapi sangat berkesan.
Pada
tanggal 18 september 2011 dia bilang sesuatu yang membuat saya senang sekaligus
bingung, dia bilang bahwa dari dulu dia juga sebenernya mencintai saya, tapi
keadaan yang membuat kita tidak mungkin berpacaran waktu dulu, dan sampai
sekarang pun dia masih mencintai saya, padahal sekarang saya sudah punya pacar,
saya tidak mungkin meninggalkan pacar saya hanya untuk dia yang baru saja
datang di kehidupanku setelah sekian lama dia ga pernah ada dalam hidupku,
bagaimana mungkin saya mengkhianati pacar saya yang begitu baik sama saya, saya
tidak sejahat itu. Tapi dia bilang bahwa dia akan tetap menunggu saya, sampai
saya menikah dengan pacar saya, baru dia menyerah. Tapi sebelum saya menikah
dia tetap akan menunggu saya, itu janjinya. Saya sangat terharu mendengar
pengakuannya, saya sungguh tdk menyangka ternyata dia selama ini bertahun-tahun
kuliah masih menunggu saya, dan berharap bisa kembali bersama saya, padahal
disini saya bahkan sama sekali tidak pernah membayangkan akan kembali padanya
atau menjalin hubungan serius dengannya, saya sama sekali tidak pernah
membayangkan itu terjadi, karena saya pikir aku dan dia sudah punya kehidupan
masing-masing tapi dia tidak, dia merasa bahwa saya adalah satu-satunya
perempuan yang membuat dia merasa nyaman dan menjadi dirinya sendiri, dia tidak
perlu jaim dan bisa bersikap apa adanya di depan saya, lain halnya ketika dia
menyukai perempuan lain, dia seperti tidak menjadi dirinya sendiri, dan tidak
nyaman berada dekat perempuan lain, seperti itulah yang dia utarakan terhadap
saya.
Saya
mulai dilema, di satu sisi dia adalah sahabat saya yang dulu sangat saya cintai
dan dulu saya begitu menginginkannya tapi tidak kesampaian, tapi di sisi lain,
pacar saya juga sangat baik dan telah sering menolong saya dalam banyak hal.
saya tidak bisa meninggalkan pacar saya, tapi saya juga tidak mau menyakiti
sahabat saya, akhirnya dua-duanya saya jalani, saya berpacaran dengan dua
orang. Dan akhirnya karena saya sering bertemu dengan dia, sering menghabiskan
waktu bersama, sedangkan dengan pacar saya yang pertama sudah tidak pernah
bertemu lagi, karena dia tinggal di seoul, kor-sel. Akhirnya saya lebih memilih
sahabat saya untuk menjadi pacar saya daripada pacar saya yang pertama, saya
pun memutuskan untuk meninggalkan pacar saya yang pertama demi sahabat saya
yang kini telah menjadi pacar saya.
Hari
demi hari telah saya lewati dengannya, susah senang kami lewati bersama,
mengantri berjam-jam untuk mengantar dia melamar kerja, apapun saya lakukan
demi dia yang aku sayangi, dan tidak terasa sudah 9 bulan saya berpacaran
dengannya, dia berjanji bahwa suatu saat nti dia akan melamar saya, tapi
entahlah, karena sudah 1 minggu ini kita putus. Dia meninggalkan saya, dan
memutuskan saya hanya lewat sms, great..!!
Seumur-umur
saya pacaran, saya yang sering mutusin cowok, saya yang justru sering menarik
ulur atau hanya sekedar main-main saja, tapi sekarang nampaknya saya yang
sedang dipermainkan, atau mungkin ini adalah dosa saya karena telah
meninggalkan pacar pertama saya, apakah ini karma dari pacar pertama saya yang
telah saya sakiti?? Tapi entahlah...hanya Allah yang tau ada rencana apa di
balik semua ini.
Sekarang
saya hanya bisa pasrah kepadaMU yaRobb, sya tidak akan memilih laki-laki lagi,
saya serahkan pdMU, biarkan Engkau yang memilihkan untukku, aq yakin pilihanMU
pasti lebih baik, kali ini aku tidak mau memilih atau meminta, biar saja Engkau
yang memberi, pemberianMU jauh lebih baik dari permintaanku, walaupun aku
meminta dia tapi kalau dia bukan yang terbaik buatku, aku yakin Engkau akan memberikan
yang lain yang lebih baik.
yaAllah,
berikanlah saya kelancaran untuk kedepannya, kelancaran dalam hal apapun itu,
kuliah, kerja, jodoh, atau apapun itu, permudahkanlah jalannya dan hapuskanlah
dia dari ingatanku, jauhkanlah dia dari hidupku yaAllah, sudah cukup hati ini
perih olehnya, jangan biarkan rasa perih ini semakin dalam, saya sudah tidak
mau menangis karena dia lagi, lelah hati ini yaAllah..
Tentang
dia, yah..gimana lagi, saya sudah tidak berharap banyak darinya, untuk sekarang
saya fokus untuk lulus kuliah, kerja, dan bisa membahagiakan keluarga saya, itu
saja. Semoga dia senang dan lebih bahagia tanpa saya, dia tetap akan menjadi
sahabat saya no matter what happen between us, he will always be my bestfriend.